Jumat, 15 April 2011

terima kasih bunda atas cintanya

Syarif melirik kalender yang ada di atas meja. ada hari istimewakah?

'hmmmm, besok bunda Ulang tahun.'

kembali tangannya mengetuk-ngetuk meja, mencari ide apa yang akan dilakukan untuk bunda besok.

tiba-tiba senyum merekah di bibirnya dan syarif berlari ke halaman.



dua hari lagi Fathir, ayah azka dan syarif, kembali ke amerika karena jatah liburannya sudah hampir habis. hampir tiga minggu ia berada diantara orang-orang yang ia kasihi. Fathir memandang rumah yang ia bangun beberapa tahun yang lalu. rumah dimana kedua anaknya tumbuh dengan baik. rumah dimana ada Icha, istrinya, yang selalu mengirim doa untuknya. rumah dimana semua kebahagiaan berkumpul. limpahan rahmadNya yang seolah tak terhitung dan takkan pernah bisa digantikan dengan apapun.

'subhanallah, betapa besar dan banyak limpahan rahmad yang Engkau berikan kepadaku. nikmat keluarga, nikmat istri yang sholehah, nikmat anak-anak yang cerdas dan bisa dibanggakan, subhanallah.... '

saat ia memperhatikan bangunan yang berdiri tegak dihadapannya, dari bangunan itu muncul sesosok anak yang berlari kearahnya. senyumnya terukir menyaksikan pemandangan di depannya. 'Syarif, putraku', batinnya mengenali sosok yang berlari menuju padanya.



"ayah!" Syarif berteriak menyapa sosok di hadapannya.

"ada apa mas syarif?"

"ayah, merunduk dikit donk yah... ada yang mau Syarif bilang ma ayah." Fathir membungkuk sedikit. 'ada apa ya?'

'ayah, besok kan bunda ulang tahun yah. ayo bikin kejutan buat bunda. nanti Syarif ngajak de' Azka juga.'

Eh?!

Fathir terkejut. bahkan ia pun telah lupa tanggal berapakah besok. dan sebagai suami, ia juga telah lupa bahwa besok adalah hari lahir istrinya, sosok yang ada di balik kesuksesan yang ia raih, sosok yang ada di balik suksesnya pendidikan kedua buah hatinya. Astaghfirullah....

Fathir tersenyum kepada Syarif.

'mas punya rencana apa? ada yang bisa ayah bantu?'

Syarif mengangguk pasti. "kita akan bahas kalo de' Azka udah pulang ya yah..."

"Oke!" keduanya bersalaman sambil tersenyum.



Jam empat sore bunda datang bersama Azka. seperti biasa bunda yang menjemput azka di bimbel.

"ayaaaaaaaaaaaaaaah, assalamualaikum...!!!!" sapa semangat Azka memecah hening yang tadi menyelimuti rumah di jalan Anyelir itu.

fathir yang sedang mengaduk coffee latte tersenyum dan menjawab salam dari putrinya. sebuah ciuman mendarat di pipinya. kemudian Azka berlalu menuju kamarnya.

"Assalamualaikum" bunda mengucap salam pada ayah lalu mencium tangan ayah.

"waalaikum salam bunda." kedua manusia itu saling tersenyum.

'fa bi ayyi aallaai robbikuma tukaddziban? subhanallah...' batin fathir terharu. ketaatan istrinya padanya. subhanallah.... seolah dzikir dan kesyukuran takkan pernah bisa terputus dari lisan Fathir.



bunda beranjak ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam. sementara itu Fathir menuju kamar Azka bersama dengan Syarif untuk mendiskusikan rencana besar.



kamar sudah dikunci untuk keamanan. dan kemudian berbagai macam rencana berbaur dan bermunculan. sebongkah kasih untuk ibunda tercinta. iri. siapa yang tidak akan merasa iri dengan keluarga seperti itu? siapa yang tidak ingin memiliki keluarga penuh kasih seperti keluarga Azka? akupun merasa iri dengan mereka, apa engkau tidak merasa seperti apa yang kurasa?



menjelang magrib, bunda merasa heran dengan ketenangan rumahnya.

'pada kemana ya?' bunda menjelajahi sudut demi sudut istana mungilnya.

"bunda, ayo sholat maghrib...." Azka muncul lengkap dengan mengenakan rukuhnya. bunda melihat Syarif dan ayah sedang ngaji di mushola. bunda mengangguk dan segera mengambil wudhu.

seperti biasa, sholat magrib selalu dilakukan dengan berjamaah, bersama-sama mereka datang kepada Sang Pemilik hidup, mengucap syukur atas limpahan rizqi yang telah diterima.



"bunda, bunda nggak pingin keluar? belanja apa gitu bun." Azka bertanya pada bundanya seusai sholat maghrib.

"kenapa sayang?"

"azka pingin puding rasa coklat bunda...."

"besok kan hari minggu, belanjanya besok aja ya sayang...."

"syarif juga pingin dibeliin donat bun..." Syarif merengek pada bundanya.

"apa harus sekarang sayang?" bunda bertanya pada kedua anaknya. di sudut mushola kecil itu, ayah sedang asyik membaca Al Qur'an.

"ah bundaaaaaaa.... " azka mulai merajuk. bunda heran, tidak biasanya anak-anaknya semanja ini.

Azka melirik ayah. Ayah mengakhiri bacaan Qur'annya dan mendekati mereka.

"ayo deh bunda, ayah anter. sekalian pacaran ma bunda. udah lama ya ayah ga pacaran sama bunda." ayah mendaratkan ciuman di pipi istrinya. muka bunda merona merah, malu.

"cuit... cuittttttttttttttt.....!!!!" Azka dan Syarif menggoda bundanya.

'aduuuuuuuhhhh, anak-anakku ini......'



sementara ayah dan bunda bepergian untuk belanja, Azka dan Syarif sibuk berganti pakaian dan mengeluarkan sepeda.

"mas, pintunya dikunci dulu." Azka mengingatkan kakaknya.

setelah pintu terkunci, keduanya bergegas menuju toko kue di ujung jalan. tadi ayah memberikan uang untuk membeli kue.kue sudah ditangan.

"mas, jangan ditaruh kulkas, nanti bunda tau. ga jadi deh kejutannya....."

kemudian keduanya berfikir, akan diletakkan dimana kue ulang tahun bunda itu.



"Assalamualaikum" bunda mengucap salam. Azka dan Syarif sibuk bermain game.

"waalaikum salam....." Azka dan Syarif tidak beranjak ke arah bunda. biasanya mereka akan menyambut kedatangan bunda dan mencium tangannya. Bunda mendekati kedua buah hatinya dan mendaratkan ciuman kecil di pipi keduanya.

Azka ingat. ditekannya tombol pause, kemudian tangan bunda dicium. "maaf ya bunda, keasyikan maen..."

syarif pun melakukan hal yang sama.



sholat subuh baru saja usai dilaksanakan. Ngaji juga baru saja diselesaikan. bunda bersiap untuk menyiapkan sarapan.

"selamat ulang tahun bundaaaaaaaaaaaaaa....!!!!" Azka dan Syarif muncul tepat dibelakang bunda dengan membawa kue yang semalam telah dibeli.

bunda terkejut. 3 Oktober! ia pun telah lupa pada hari ulang tahunnya.

bunda mengulur tangan untuk meniup lilin diatas kue dan meletakkan kue tersebut di atas meja.

"terima kasih sayang....."

"bunda, ini kado ulang tahun dari Azka...." Azka menyerahkan kotak kecil berpita putih kepada bunda. dengan haru bunda membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah bros cantik di dalamnya.

"terima kasih cinta...."

"dan ini dari mas syarif." Syarif tidak mau kalah heboh.

sebuah agenda kecil berwarna biru diserahkan kepada bunda. bunda menerimanya dengan senang.

"terima kasih sayang..."

"mana kado dari ayah?" tanya Azka pada ayahnya.

ayah tersenyum dan berjalan ke arah bunda.

"selamat ulang tahun sayang....." ayah mendaratkan ciuman di pipi bunda. bunda gemas pada suaminya yang suka menggodanya itu. ayah mengulurkan tangannya dan memberikan sebuah bantal berbentuk hati dengan tulisan "I LOVE YOU" kepada bunda.

"itu kan punya Azka ayaaaaaahhhh....." Azka tidak mau ngalah pada ayahnya. bantal itu dibelikan oleh bunda saat ia pertama kali mengkhatamkan bacaan Al Qur'annya.

"ah, ayah kan cuma mau pinjem sayang....."

"kado ayah buat bunda mana?" tanya Azka.

"ciuman tadi kado ayah buat bunda." Ayah tersenyum menang.

"ayah ga mau modal!" Syarif tidak terima dengan kecurangan ayahnya.

"rasa sayang tidak harus diwujudkan dengan bentuk kado apapun. tapi dengan sesuatu yang kamu tulus untuk memberikannya. iya kan bunda?"

bunda tersenyum pada suaminya.

"terima kasih bunda, untuk cinta yang telah bunda berikan untuk ayah, untuk Azka, dan untuk Syarif. selamat ulang tahun bunda.... semoga bunda panjang umur, sehat selalu, sabar selalu menghadapi ayah, Azka dan mas Syarif, sabar dalam mengurus kami semua...."

aminnnnnnnnnnnn......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar