malam itu bunda sedang membereskan meja makan. Syarif sudah kembali berkutat dengan pe er matematikanya. sesekali ia menggaruk-garuk kepalanya dan mengubah posisi belajarnya. azka masih belum beranjak dari meja makan. bahkan hingga meja sudah rapi kembali, ia masih pada posisinya. bunda heran melihat tingkah putrinya yang tak biasa.
'ada apa ya?'
bunda mengamati raut muka putrinya dengan seksama. pucat. 'apa dia sakit?'
mendadak bunda menjadi cemas. hati ibu mana yang tidak akan sakit melihat putri kecilnya dengan wajah pucatnya? hati ibu mana yang bisa tenang saat ia tau putrinya yang selalu ceria dan menggemaskan itu sebenarnya sedang sakit? andai engkau merasakan hal yang sama, mampukah engkau setegar bunda Azka?
tangan bunda merangkum wajah azka. "ada yang sakit nak? bilang sama bunda."
azka tersenyum kearah bundanya, hanya sejanak dan kemudian ia kembali murung. bunda menarik kursi dan duduk disamping azka, menunggu apa yang akan dikatakan oleh putrinya.
"bunda...."
"ada apa?"
"kenapa namaku aishka az zahra fillah? ko nggak alicia aja? atau diana gitu bunda? kan itu lebih keren...." azka bertanya sambil mengerucutkan bibirnya, manyun.
"memangnya nama kamu nggak keren ya?" bunda mengerutkan kening, ikut berpikir juga.
"nggak keren bunda! nama zahra kan udah pasaran bun. di kelas saja ada lima orang yang namanya ada zahranya."
"ooo...."
"ah, bunda ini...!" azka tampak jengkel dengan komentar bunda yang singkat itu. sepertinya ia ingin membuka sebuah wacana untuk didiskusikan.
"memangnya kenapa dengan nama alicia atau diana? dimana kerennya?" bunda balik bertanya.
"keren itu bunda. alicia itu, kata mamanya alicia, itu nama tokoh dongeng. itu lho bunda, yang tersesat di negeri kartu. yang ada pak kelincinya itu."
"alice in wonderland?"
"iya bunda. alis in wonderlen!" teriak azka dengan girang. pronounsation anak yang baru kenal bahasa inggris, jadi ya apa yang di dengar itu yang diucapkan.
"terus apa bagusnya nama diana?" tanya bunda penasaran.
"itu nama putri Inggis itu lho bunda, yang ibunya pangeran edward atau siapa itu lho bunda. yang meninggalnya di paris itu."
"yang mana ya sayang? bunda ko nggak tau." tanya bunda, sengaja memancing apa saja yang diketahui putrinya tentang "DIANA" ini.
"ah bunda ini. yang istrinya pangeran charles itu bunda...."
"o..., diana yang itu. trus apa yang bikin nama diana dan alicia itu keren? bagus juga aishka az zahra fillah."
"bunda, nama aishka az zahra fillah itu nggak ada kerennya blas! susah diinget. paling juga orang ingetnya sama nama zahra aja. kan udah pasaran bun." azka ngotot dengan pendapatnya.
"emangnya diana dan alicia itu nggak pasaran juga ya?"
azka terdiam. argumen apa lagi ya yang akan dikeluarkan?
bunda menanti untaian kata yang keluar dari lisan putrinya. azka mengrut kening, berpikir keras. sepertinya ia tak mau kalah dengan bundanya.
bunda tersenyum. subhanallah, cerdasnya putriku ini. how amazing girl You have been giving to me. diusapnya kepala Azka, lalu dikecup.
"buat bunda, nama aishka az zahra filah itu sudah sangat keren sekali lho sayang." azka masih tampak tak setuju.
"azka tau, nama itu adalah doa. ayah dan bunda mendoakan azka. apa azka tau apa arti aishka az zahra fillah?"
azka memandang bundanya lalu menggeleng.
"aishka az zahra fillah, nama azka itu diambil dari bahasa arab. kata ayah sih seperti itu sayang." kali ini azka menyimak dengan antusias.
"kata "ish" pada nama azka, sebenarnya adalah kata "isy" yang artinya hiduplah. kata "ka" artinya seperti. "a" pada aizhka, maksudnya adalah yang pertama."
"ko bisa yang pertama bunda?" azka menyela. ia tampak tak sabar mendengar paparan bundanya.
"karena "a" adalah suara pertama yang dikeluarkan seorang bayi yang baru lahir. "a" juga adalah huruf pertama dalam barisan huruf alphabet. "a" juga pertama dalam urutan huruf bahasa arab,alif. dan "a" adalah doa bunda, semoga azka menjadi anak yang memiliki keutamaan seperti huruf "a"."
"terus?"
"Az zahra itu berarti bunga. dan fillah artinya di jalan Allah."
"jadi artinya apa bunda?"
"hiduplah seperti bunga di jalan Allah. dan semoga azka menjadi anak yang selalu menjadi yang pertama, terutama di mata Allah." bunda mencubit pipi azka. azka meringis dan mengusap-usap pipinya.
"ko seperti kembang sih bunda? ko nggak yang lain?"
bunda terdiam. kembang? logika bunda menangkap maksud putrinya.
"kamu tau nggak, bunga itu kan macam-macam. cantik lagi. kosmos contohnya, bunga itu bisa hidup dengan sedikit air, tapi cantik. bunga yang kuat. melati, meski kecil, semua orang pasti tau bunga mana yang namanya melati. anggrek, warna dan bentuknya kan juga macam-macam, menarik kan?"
"tapi ko bunga to bun?"
"bunga itu cantik. indah. menarik. bunda berdoa, semoga azka menjadi putri bunda yang cantik, tegar, indah hati dan akhlaknya. anggun..., banyak doa bunda dan ayah dalam namamu sayang. begitu juga dengan nama mas syarif."
azka mengangguk. sepertinya acara bantah-bantahannya usai.
azka tersenyum kepada bunda. "namaku suangat keren ya bunda...."
bunda pun ikut tersenyum. azka mendaratkan satu ciuman di pipi bunda setelah berbisik,"terima kasih bunda, atas doanya."
"horee!!! alhamdulillaaaaaaaaaah!!!!" tiba-tiba syarif berteriak sambil melompat-lompat. azka dan bunda berpandangan, heran.
"pe er matematikaku selesai bunda." terang syarif sambil menunjuk buku catatan di atas meja.
"hebat! mas syarif kereen." azka berlari menghampiri kakaknya.
"owh, ya jelas..., ahmad dzaki mujahid syarif." sahut syarif sambil menunjuk dirinya.
bunda tersenyum. 'Alhamdulillah....'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar