"sayang, bangun... sholat subuh dulu....." bunda menarik selimut yang membalut azka. samar-samar terdengar adzan dari masjid, azka kembali menarik selimutnya,nyaman...
ga kehabisan ide, bunda menyalakan tivi kencang-kencang, biasanya tiap pagi ada acara "muhibatu pesantren" di Indosiar....
'ah,bunda iniii....'
diseretnya langkah menuju kamar mandi, selimutpun tertanggalkan dan tergeletak diatas lantai. sholat subuh sudah dilaksanakan, bunda pasti ga tinggal diam kalau tahu azka kembali melingkar diatas kasur seperti kucing yang mendengkur. akhirnya langkahnya terhenti di depan tivi, menyimak mama dedeh menjawab soal-soal yang diterima lewat imel dan grup fb acara "keluarga sakinah bareng mama dedeh dan aa'". karpet masih terhampar, seplastik kerupuk juga tersedia. setelah duduk, tangannya terulur meraih kantong krupuk disampingnya. beberapa detik kemudian hanya suara mama dedeh dan "krauk-krauk"nya azka yang terdengar.
tiba-tiba bunda muncul dengan membawa kresek besar. mata azka beralih dari tivi,'apaan sih itu?'
"nanti masak jamur ya.... bunda lupa kalau kemaren bunda dikasih teman bunda jamur segini ini." bunda menunjukkan kresek hitam yang dipegangnya. "nanti ini dicuci, dipotong-potong. jangan lupa beli bawang merah, bawang putih, tomat dan lombok. bunda masih punya laos, saus tiram dan kecap di dapur. nanti kamu yang masak ya...."
DWENK!!!!
hampir jam 6! bentar lagi penjual sayur pasti pada lewat. bergegas Azka menyambar krudung dan jaket. tak lupa selembar uang sepuluh ribuan di tagan, azka segera menuju jalan raya. 'dimasak pake tempe, enak kali ya...?'
balanjaan sudah di tangan, instruksi bunda mulai dijalankan. bingung, jamurnya terlalu banyak dan terlalu besar. diliriknya wajan diatas kompor sejenak, dibandingkannya dengan banyaknya jamur yang telah dicuci. "bunda...! ini jamurnya kebanyakan...!"
"nggak apa-apa, nanti kan jamurnya dipotong-potong." bunda hanya menyahut dari kamar. 'ah bunda ini, aku kan ga tau gimana motongnya. aku kan juga ga pernah masak jamur segala. sendirian lagi....'
tangannya mulai bekerja, bibirnya tetap manyun, geram. 'banyak banget yang kudu dipotong, tanganku udah capek....'
datang aisyah, putrinya om rizal, tetangga azka. "lho, ko dipotong gitu??? kecil-kecil amat!" protesnya melihat karya azka di dapur.
mangkel. "kalo kamu tau, kenapa nggak kamu aja yang motong ini", jawab azka ketus. tangan aisyah mengambil satu buah jamur. "masukin gini aja az",aisyah mencontohkan dengan memasukkan jamur yang belum dipotong ke arah wajan.
"nanti wajannya ga muat!"
"potong gini aja", tangan aisyah menarik-narik ujung daun jamur hingga ke arah tangkai. "lucu,az. jadi ada ekornya"
sejenak hening, lalu mereka tertawa. azka membandingkan hasil potongannya dengan potongan aisyah, manyun lagi. "punya kamu kegedean motongnya".
aisyah jadi manyun juga. piye iki???
azka sok dewasa. "kamu potong cabenya aja. miring-miring ya.... trus potong juga tempenya.""eits, tempenya ga pake miring!"
aisyah melaksanakan perintah sang komandan. azka sendiri sedang sibuk memotong bawang merah dan bawang putih.
'tempe, sudah. bumbu, sudah. jamur, sudah.'
"bunda, sudaahh...!" azka berteriak lagi.
bunda datang dengan tergopoh-gopoh, "sudah semuanya to?"
"udah."
bunda berjalan menuju dapur, azka mengotak atik laptop bunda di kamar. dibukanya folder lagu-lagu di harddisk bunda. "ah, lagu jadul semua" ungkapnya kecewa. tiba-tiba matanya tertuju pada folder "justin beiber". 'ini? bolehlah.'
"azkaaa!" terdengar bunda memanggil azka. dengan segera kakinya melaju ke dapur. justin beiber mulai menyanyi.
bunda sedang memotong wortel. 'lho, pake wortel juga?'
"ini dipotong", kata bunda seraya menodorkan pisau kepada azka. wajannya dikasih air, biar panas dulu. trus masukin wortelnya. kalo udah rada empuk, masukin bumbunya. trus masukin jamur sama tempe yang udah setengah mateng ini."
bunda kembali ke kamar dan meneruskan tugas kantornya yang belum kelar.
waktunya bereksperimen.
aisyah tertawa mwlihat tingkah nakal azka. tangan azka tampak termpil memasukkan air ke dalam wajan dan menambah sdikit minyak goreng di dalamnya.
"azka, tadi bundamu ga bilang pake minyak lho." aisyah tampak cemas dengan improvisasi yang dilakukan azka.
"tenang aja, kemaren azka baca di koran kayak gini ko."
wortel sudah dimasukkan. 'sampai empuk? ah lama! kalo empuk kan vitaminnya jadi ilang, wortelnya ga bisa buat obat mata donk. ah bunda ini gimana sih?' azka tampak serius dengan acara masak memasaknya pagi ini. bumbu, masuk. lalu tangannya sibuk mengaduk-aduk isi wajan. selanjutnya jamurnya masuk. 'eh, garamnya belum!' tangannya mencari-cari garam di atas meja. selanjutnya garam dituang ke sendok lalu diaduk dengan jamur. 'kalo kurang asin gimana nanti?' azka menambahkan garam satu sendok makan penuh. 'kalo keasinan gimana?' (panik mode on!).
tempe juga masuk. saus tiram,masuk. kecap juga. aduk-aduk sampai rata. kita icipin. hehehehe...
azka meraih sendok di rak piring, mengambil kuahnya sedikit dan mencicipi. "enak bunda!"
bunda muncul kembali di dapur. "laosnya udah belum?"
eh?
azka segera mengaduk-aduk tas belanjaan bunda kemaren dan menemukan laos disana. diporongnya sebesar ibu jari dan membaginya jadi empat bagian. 'ah, belum ta cuci'. setelah dicuci, azka memukul laosnya. apa ya istilahnya.....???
"jangan terlalu halus, nanti bisa-bisa kemakan juga lho." bunda berkomentar di depan pintu dapur. 'biar aja deh, terlanjur.'
azka tertawa puas.
"bunda, rasanya manis pedas! kuahnya jadi mirip kuah cap jay." azka bangga dengan hasil karyanya pagi ini. hehehehe.... ternyata aku hebat juga. (songong mode on)
"sisain buat aisyah juga ya, buat nanti buka puasa." kata aisyah yang penasaran dengan hasil cipta azka.
"liat aja nanti." azka mengerling nakal pada aisyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar