Minggu, 17 April 2011

Di Tengah Rintik Hujan …

oleh : Omiyan

Jumat, 15 Jan '10 13:48



" Tempe goreng, tahu hangat bu ...... tempe goreng, tahu hangat bu ...... "

Ucapan itu keluar dari seorang ibu yang terlihat kurus dan mukanya cukup letih setelah berkeliling komplek perumahan tempat dia tinggal. Jualannya hari ini cukup lumayan walau untungnya tak seberapa tapi dengan penuh kesabaran si Ibu tersebut tetap bisa menikmati hasil jualannya tersebut.

Mamah Putri adalah panggilan si ibu tersebut karena kebetulan anaknya yang bungsu bernama putri sehingga tetangga di komplek memanggilnya Mamah Putri , tempat dia tinggal sosok Mamah Putri adalah sosok yang begitu tekun dan sabar dalam mencari nafkah tak pernah mengeluh atau sengaja meminjam uang hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena buat Mamah Putri berdagang adalah cara terbaik dalam menutupi segala kekurangannya.

Diusianya yang masih 40 tahunan Mamah Putri terlihat lebih tua dari usianya mungkin karena faktor beban ekonomi yang dirasa cukup berat dan kerja kerasnya yang terkadang harus memicingkan mata hingga tengah malam.

Sosok yang tegar pantang mengumbar kekurangan demi mengharapkan belas kasihan tergambar ketika ada tetangga menawarkan bantuan yaitu ingin membantu dengan sebuah gerobak yang kebetulan tidak dipakai oleh tetangga tersebut, tapi Mamah Putri cukup halus menjawab atas penolakannya tersebut.

" Makasih om, mending muter keliling komplek lebih cepet laku daripada nunggu pembeli dateng "

Jika dipikir-pikir bener juga ucapan Mamah Putri tersebut, beliau lebih memilih jemput bola daripada menjadi penjaga gawang kepastian laku tidaknya lebih jelas.

Rasa lelah yang dialami Beliau terkadang diabaikan ketika pagi hari belanja untuk menyiapkan makan buat anak-anaknya dan ibunya langsung beliau melakukan pekerjaan rutinnya yaitu berdagang di sekitar komplek, siangnya beliau belanja dan tengah malam mempersiapkan adonan gorengan untuk bisa dimasak pada pagi harinya. Pekerjaan membuat adonan terkadang menyita waktu tidurnya bahkan bisa dibilang waktu tidur Mamah Putri sangat sedikit.

Suatu hari Mamah Putri sempat mengatakan jika penglihatannya seperti ada kotoran atau setiap arah dia memandang seolah-olah ada benda yang menempel ...

" Teu mata saya kok seperti ada yang kotoran ya ... " kata Mamah Putri kepada Mamah Bunga salah satu tentangganya.

" Mungkin kotoran Mamah Putri, coba pake obat mata atau periksa ke dokter " kata Mamah Bunga.

" Ya juga ya " kata Mamah Putri lagi.

" Atau kalau ga entar saya ke rumah ada makanan yang bagus buat mata nanti dimasak terus airnya diminum ya, " timpal Mamah Bunga.

" Ohh makasih teu " Jawab Mamah Putri.

Namun setelah memasak dan memakan pemberian dari Mamah Bunga ternyata kondisi mata Mamah Putri tetap saja dan akhirnya Beliau memaksakan diri untuk memeriksakan matanya tersebut dan ternyata hasil pemeriksaan dari Dokter cukup mengejutkan....ya ternyata mata Mamah Putri mengalami kerusakan yang diakibatkan karena seringnya menahan rasa kantuk dimalam hari mungkin karena beliau keseringan ingin menyelesaikan adonan buat besok harinya sehingga rasa kantuk yang tak tertahankan selalu diabaikannya dan hasil yang mengejutkan lagi kerusakan tersebut sudah cukup parah dan bisa berakibat fatal yaitu matanya akan mengalami kebutaan.

Walau sudah mengetahui hasil pemeriksaan dokter tersebut tapi Mamah Putri tetap dengan rutinitasnya, ya sosok Mamah Putri memang pantas menjadi seorang ibu yang teladan ditengah dera penyakit matanya yang kini mulai menggerogoti penglihatannya tetap saja berjualan, mungkin anak atau suaminya tidak mengetahui penyakit yang kini tengah dia derita ... tapi buatnya penyakit bukanlah halangan dalam mencari nafkah demi membantu suaminya.

Suatu hari sekitar pukul 6 pagi, disaat cuaca agak gelap dan terasa dingin karena subuhnya abis diguyur hujan deras dan rintik hujanpun masih terasa, sosok Mamah Putri terlihat sedang berjalan membawa bakul dagangannya ....

" Tempe goreng, tahu hangat bu ...... tempe goreng, tahu hangat bu ...... "


dari : http://ngerumpi.com/baca/2010/01/15/di-tengah-rintik-hujan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar