Rabu, 25 November 2009

pesantren oh pesantren 2

TIPE - TIPE PESANTREN

Secara garis besar, lembaga pesantren di Jawa Timur dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu:

  1. Pesantren Salafi : yaitu pesantren yang tetap mempertahankan sistem (materi pengajaran) yang sumbernya kitab–kitab klasik Islam atau kitab dengan huruf Arab gundul (tanpa harokat apapun). Sistem sorogan (individual) menjadi sendi utama yang diterapkan. Pengetahuan non agama tidak diajarkan.

  2. Pesantren Khalafi : yaitu sistem pesantren yang menerapkan sistem madrasah yaitu pengajaran secara klasikal, dan memasukan pengetahuan umum dan bahasa non Arab dalam kurikulum. Dan pada akhir-akhir ini menambahnya berbagai keterampilan.

Menurut Mukti Ali dalam Pembangunan Pendidikan dalam Pandangan Islam, sistem pengajaran di Pondok Pesantren dalam garis besarnya ada lima macam yaitu :

  1. Metode Wetonan : metode dimana Kiai membaca suatu kitab dalam waktu tertentu, dan santri dengan membawa kitab yang sama mendengarkan dan menyimak bacaan kiai tersebut. Dalam sistem pengajaran yang semacam ini tidak mengenal absen. Santri boleh datang dan tidak boleh datang, juga tidak ada ujian. Apakah santri itu memahami apa yang dibaca Kiai atau tidak, hal itu tidak bisa diketahui. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sistem pengajaran di Pondok Pesantren itu adalah bebas, yaitu bebas mengikuti kegiatan belajar dan bebas untuk tidak mengikuti kegiatan belajar.

  2. Metode Sorongan : yaitu metode dimana santri (biasanya yang pandai) menyedorkan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca di hadapan kiai itu. Dan kalau ada kesalahan langsung dibetulkan oleh kiai itu. Di Pondok Pesantren yang besar, mungkin untuk dapat tampil di depan kiainya dalam membawakan/ menyajikan materi yang ingin disampaikan, dengan demikian santri akan dapat memahami dengan cepat terhadap suatu topik yang telah ada papa kitab yang dipegangnya.

  3. Metode Muhawwarah adalah metode yang berisi suatu kegiatan berlatih bercakap-cakap (conversation) dengan Bahasa Arab yang diwajibkan oleh kyai kepada santri selama mereka tinggal di pondok. Di beberapa pesantren, latihan muhawwarah ini tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu kali atau dua kali dalam seminggu. Sehingga dengan metode ini, santri dapat menguasai bahasa ibu (Bahasa Arab) dengan sendirinya, karena alam tersebut dilakukan secara terus menerus oleh santri.

  4. Metode Mudzakarah yaitu metode dengan suatu pertemuan ilmiah, yang secara spesifik membahas masalah diniyah seperti ibadah dan akidah serta masalah agama pada umumnya. Metode ini biasanya digunakan santri untuk menguji keterampilannya baik dalam Bahasa Arab maupun mengutip sumber-sumber argumentasi dalam kitab-kitab Islam klasik. Dalam metode ini, secara tidak langsung santri diuji kemampuan beragumentasi sekaligus sampai sejauh mana materi maupun referensi yang dimilikinya dengan keluasan wawasan yang ada.

  5. Metode Majelis Ta’lim adalah metode dengan menggunakan media penyampaian ajaran Islam yang bersifat umum dan terbuka. Para jama’ah terdiri dari berbagai lapisan yang memiliki latar belakang pengetahuan bermacam-macam dan tidak dibatasi oleh tingkatan usia maupun perbedaan kelamin. Pengajian semacam ini hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu saja.

Kelima metode tersebut diatas dikategorikan ke dalam sistem pendidikan non klasikal. Selain sistem pendidikan non klasikal ini, pesantren juga menerapkan sistem pendidikan klasikal. Untuk sistem pendidikan yang kedua ini hanya dipakai oleh pesantren pesantren modern.

Sedangkan metode dari sistem klasikal ini, menurut Dawam Raharjo dapat berupa:

  1. Metode Ceramah

  2. Metode Kelompok

  3. Metode Tanya jawab dan Diskusi

  4. Metode Dramatisasi

Membahas lebih lanjut mengenai pesantren, Ziemak mengadakan klasifikasi jenis-jenis pesantren yang berdasarkan pada kelengkapan unsur-unsur pesantren. Dalam hal ini diasumsikan bahwa semakin lengkap unsur yang mendasari suatu pesantren, maka pesantren itu memiliki tingkatan yang makin tinggi. Tipe-tipe pesantren tersebut adalah:

Jenis A. Yaitu merupakan jenis pesantren yang paling sederhana. Biasanya dianut oleh para kiai yang memulai pendirian pesantren. Dan elemennya pun disamping kiai hanya ada masjid dan santri. Dengan demikian aktifitasnya pun maksimal hanya pada kitab-kitab Islam dan penguasaan serta pemahamannya. Usahnya dititik beratkan sekedar pada usaha menarik para santri.

Jenis B. Yaitu pesantren yang lebih tinggi tingkatannya, terdiri dari komponen-komponen; Kiai , masjid, pondok, dan santri dimana pondok berfungsi sebagai tempat untuk menampung para santri agar lebih dapat berkonsentrasi dalam mempelajari agama Islam.

Jenis C. Merupakan kelompok pesantren yang ditambah dengan lembaga pendidikan, yaitu terdapat komponen Kiai, masjid, santri, pondok, madrasah (primer). Aktifitas di pondok jenis ini dimaksudkan agar siswa/santri dapat memahami pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang berlaku secara internasional. Dan dalam menempuh pendidikan di lembaga ini diakui oleh pemerintahan.

Jenis D. Merupakan kelompok pesantren yang memiliki fasilitas lengkap dengan pemahaman elemen madrasah (primer, sekunder, dan tersier), yaitu lembaga pendidikan yang formal dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dengan fasilitas belajar mengajar yang lengkap, seperti laboratorium dan perpustakaan untuk menunjang proses belajar pesantren.

Jenis E. Yaitu kelompok pesantren besar dan berfasilitas lengkap, terdiri dari pesantren induk dan pesantren cabang. Disini terdapat penambahan elemen madrasah dari yang primer hingga tersier dan fasilitas penunjang ruang keterampilan. Pesantren induk hanya diperuntukan bagi santri yang telah tamat dalam penguasaan kitab-kitab Islam, dan hanya tinggal pematangan watak dan pengemblengan rohani secara rutin serta penguasan bahasa pengantar dasar pendidikan, yaitu Bahasa Arab. Sedangkan pesantren cabang merupakan tempat penggemblengan dasar-dasar penguasaan dan pemahaman kitab-kitab Islam serta beberapa pengenalan keahlihan dan keterampilan.


1 komentar:

  1. Assalamualaikum..
    afwan sbelumnya ukhti..

    kebetulan ana lagi bikin skripsi yg salah satu variabelnya adalah pesantren..

    kalau boleh tau,, artikel diatas ukhti dapat dari buku apa??
    maaf sebelumnya..
    mohon bantuannya..
    kirim ke email ana ukhti,, reyhabs@yahoo.com

    syukron katsiron,,

    wassalamualaikum

    BalasHapus